Subcribe to our RSS feeds Join Us on Facebook Follow us on Twitter Add to Circles

Seputar Kanker payudara ( Penyebab dan Cara penyembuhan )

Jumat, 05 Juli 2013
   
 
Seputar Kanker payudara ( Penyebab dan Cara penyembuhan ) - Dalam kasus yang jarang terjadi, kanker payudara dapat mulai di organ lain payudara. Kanker payudara dapat invasif atau non-invasif. Invasif berarti telah menyebar dari saluran susu atau lobulus ke jaringan lain di payudara. Noninvasif berarti belum menyerang jaringan payudara lainnya. Kanker payudara non-invasif yang disebut "in situ."
- Karsinoma duktal in situ (DCIS), atau karsinoma intraductal, adalah kanker payudara dalam lapisan saluran susu yang belum menginvasi jaringan di sekitarnya. Ini mungkin berkembang menjadi kanker invasive jika tidak diobati.
- Lobular carcinoma in situ (LCIS) merupakan penanda untuk peningkatan risiko kanker invasif dalam payudara yang sama atau keduanya.
Banyak kanker payudara yang sensitif terhadap hormon estrogen, menyebabkan tumor kanker payudara. Kanker ini memiliki reseptor estrogen pada permukaan sel mereka. Mereka disebut reseptor estrogen positif kanker atau ER-positif kanker. Beberapa wanita memiliki apa yang disebut HER2-positif kanker payudara. Hal tersebut mengacu pada gen yang membantu membelah, sel-sel tumbuh dan memperbaiki diri. Ketika sel (termasuk sel-sel kanker) memiliki terlalu banyak salinan gen ini, mereka tumbuh lebih cepat. Secara historis, wanita dengan HER2-positif kanker payudara memiliki penyakit yang lebih agresif dan berisiko tinggi bahwa penyakit itu akan kembali (kambuh) daripada wanita yang tidak memiliki jenis ini. Namun, ini dapat berubah dengan perawatan khusus ditujukan terhadap HER2.
PENYEBAB, KEJADIAN dan FAKTOR RISIKO

-Faktor-faktor penyebab Kanker payudara-
 
  • Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.

  • Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas.

  • Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.

  • Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.

  • Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.

  • Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.

  • Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun


 -Gejala Kanker Payudara-
Ada beberapa gejala kanker payudara yang dapat dilihat. Berikut adalah gejala-gejala yang dimaksud:
  • Adanya benjolan pada payudara yang dapat diraba.
  • Perubahan bentuk dan ukuran payudara.
  • Adanya luka di sekitar puting susu dan sekitarnya yang sukar sembuh.
  • Adanya cairan (darah atau nanah-berwarna kuning sampai kehijauan) yang keluar dari puting susu.
  • Perubahan pada puting susu seperti gatal, terasa terbakar, dan tertarik ke dalam (retraksi).
  • Adanya kerutan-kerutan (seperti jeruk purut) pada kulit payudara.
  • Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.

Cara Mengobati Kanker Payudara secara alami dan Efektif
Kulit Mangggis : Khasiat XANTHONE bukan sekedar antioksidan, tetapi juga antikanker seperti hasil riset Moongkarndi. Peneliti Fakultas Farmasi Universitas Mahidol itu menguji XANTHONE dalam riset praklinis dengan SKBR3 alias kultur sel kanker payudara manusia. Hasilnya? Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi yang kuat untuk menghambat pertumbuhan sel kanker.   Selain itu ekstrak itu juga bersifat apoptosis atau mendukung penghancuran sel kanker. Penelitian serupa dilakukan di portugal , Membuktikan bahwa xanthones mampu menghambat perkembangbiakan kanker payudara, ginjal, dan melanoma ( kanker kulit ) …!!!!
Daun Sirsak : Menurut penelitian menunjukkan bahwa daun sirsak mampu menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker, hasil penelitian tentang khasiat sirsak sebagai antitumor dan antikanker yang dilakukan The National Cancer Institute tahun 1976.
Pemanfaatan daun sirsak sebagai obat-obatan di Indonesia sebenarnya bukan hal yang baru. Secara turun temurun khasiat daun sirsak telah dimanfaatkan oleh orang Indonesia untuk mengatasi beberapa penyakit. Masyarakat di daerah Sunda (Jawa Barat) misalnya, menggunakana buah sirsak yang masih muda untuk obat penurun tekanan darah tinggi, sedangkan masyarakat Aceh menggunakan buah sirsak sebagai obat penyakit hepatitis dan daunnya untuk mengobati sakit batuk dan berbagai macam kanker. Sementara di daerah Sulawesi Selatan, daun sirsak bisa digunakan untuk penurun panas. Bahkan saat ini sudah ada dokter dan para herbalis yang meresepkan daun sirsak untuk mengatasi beberapa penyakit.
Daun Sirsak/Graviola diuji secara laboratorium, sejak tahun 1970-an sampai beberapa tahun berikutnya. Hasil test menunjukkan khasiat daun sirsak secara efektif memilih target dalam membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda-beda, diantaranya:
  • Kanker Usus Besar
  • Kanker Payudara
  • Kanker Prostat
  • Kanker Paru-paru
  • Kanker Pankreas
Berdasarkan data dan hasil penelitian, daya kerja zat antikanker di dalam daun sirsak 10.000 kali lebih kuat dalam membunuh dan memperhambat pertumbuhan sel kanker secara alami dibandingkan dengan adriamycin dan terapi kemo yang biasa digunakan.

 -Cara mengantisipasi kanker payudara-
 Berikut empat cara mudah untuk mencegah kanker payudara, seperti dilansir Healthmad, yaitu:

1. Mengontrol berat badan
Sel lemak memproduksi estrogen, yang dapat menjadi 'bahan bakar' untuk menumbuhkan sel-sel kanker. Jadi menjaga berat badan tetap proporsional tidak hanya senagai suatu hal yang estetis, tetapi juga demi kesehatan.

2. Olahraga minimal 30 menit per hari
Bergerak minimal 30 menit setiap hari membantu menjaga berat badan, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Jangan lupa untuk mengontrol kadar hormon tetap seimbang.

3. Menyusui
Terutama bagi wanita yang memiliki bayi, cobalah untuk menyediakan minimal enam bulan ASI eksklusif. Metode ini ampuh mengurangi risiko kanker payudara sampai dengan 60 persen.

4. Tidak minum alkohol
Jika Anda mencintai alkohol, batasi diri sendiri untuk mengurangi minum alkohol, tapi lebih baik jika tidak sama sekali. Alkohol dengan zat lain dalam tubuh bisa menjadi sel-sel yang merusak dan memicu kanker.

Menurut laporan American Institute for Cancer Research, jika wanita melakukan empat cara mudah diatas, maka jumlah penderita kanker payudara dapat berkurang hingga 40 persen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar